Author: Unknown
•21.33


Konsep Dasar Kewirausahaan Inovatif
Diajukan sebagai tugas makalah kelompok untuk memenuhi
mata kuliah Kewirausahaan Islam


Disusun Oleh:
1.      Wida Yusari (13631057)
2.      Yesi PuspitaSari (13631037)

EPI 4 B

Dosen Pengampu:
Hendrianto. MA

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
JURUSAN SYARIAH
SKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN CURUP)
2015



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Konsep dasar kewirausahaan”

Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas  kelompok kewirausahaan.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.




Curup, Maret 2015



Penulis




BAB I
PENDAHULUN
A.    Latar Belakang
Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan . Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya.
Entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada dalam diri Anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup Anda dimasa mendatang.
Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak oang yang menafsirkan dan memandang bahwa kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki baru dilakukan ‘usahawan” atau “wiraswasta”. Pandangan tersebut tidaklah tepat, karena jiwa dan sikap kewirausahaan (entrepreneurship) tidak hanya dimiliki oleh usahawan akan tetapi dapat dimiliki oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif baik kalangan usahawan maupun masyarakat umum seperti petani, karyawan, pegawai pemerintahan, mahasiswa, guru, dan pimpinan organisasi lainnya.
B. Rumusan Masalah
  1. Bagaimana Pembelajaran yang menumbuhkan sikap wirausaha?
  2. Bagaimana Konsep dasar kewirausahaan inovatif (penelitian, mengkonsepkan, dan teori baru)?
  3. Bagaimana Manajemen kreativitas dan inovasi wirausaha?
C. Tujuan Penulisan
  1. Untuk mengetahui Pembelajaran yang menumbuhkan sikap wirausaha.
  2. Untuk mengetahui Konsep dasar kewirausahaan inovatif (penelitian, mengkonsepkan, dan teori baru).
  3. Untuk mengetahui Manajemen kreativitas dan inovasi wirausaha.
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN


A.       Sikap dan Kepribadian Kewirausahaan
Kualitas manusia modern tercermin pada orang yang berpartisipasi dalam produksi modern yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai, dan tingkah laku dalam kehidupan sosial. Ciri-cirinya meliputi keterbukaan terhadap pengalaman baru, selalu membaca perubahan sosial, lebih realitas terhadap fakta dan pendapat, berorientasi pada masa kini dan masa yang akan datang bukan pada masa lalu, berencana, percaya diri, memiliki aspirasi, berpendidikan dan mempunyai keahlian, respek, hati-hati, dan memahami produksi.
Orang yang terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru akan lebih siap untuk menanggapi segala peluang, tantangan dan perubahan sosial, misalnya dalam mengubah standar hidupnya. Orang-orang yang terbuka terhadap ide-ide baru ini merupakan wirausaha yang inovatif dan kreatif yang ditemukan dalam jiwa kewirausahaan), “Pandangan yang luas dan dinamis serta kesediaan untuk pembaharuan, bisa lebih cepat berk embang dalam lapangan industri, tidak lepas dari suatu latar belakang pendidikan, pengalaman perjalanan yang banyak”. Wirausaha adalah kepribadian unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan suatu sifat yang pantas diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat melahirkan suatu sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusian yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan.[1]
Seperti telah diungkapkan bahwa wirausaha sebenarnya adalah seorang inovator atau individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda-benda materi sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat dan kemampuan serta pikiran untuk menaklukkan cara berpikir yang tidak berubah, dan mempunyai kemampuan untuk bertahan terhadap oposisi sosial. Wirausaha berperan dalam mencari kombinasi-kombinasi baru yang merupakan gabungan dari lima proses inovasi, yaitu menemukan pasar-pasar baru, pengenalan barang-barang baru, metode produksi baru, sumber-sumber penyediaan bahan-bahan mentah baru, serta organisasi industri baru. Wirausaha merupakan inovator yang dapat menggunakan kemampuan untuk mencari kreasi-kreasi baru.
Dalam perusahaan, wirausaha adalah seorang inisiator atau organisator penting suatu perusahaan. Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola-pola tingkah laku sebagai berikut:
  1. Inovasi, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan dan menerima ide-ide baru.
  2.  Keberanian untuk menghadapi resikop, yaitu usaha untuk menimbang dan menerima resiko dalam pengambilan keputusan dan dalam menghadapi ketidakpastian.
  3. Kemampuan manajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, meliputi (1) usaha perencanaan, (2) usaha untuk mengkoordinir, (3) usaha untuk menjaga kelancaran usaha, (4) usaha untuk mengwasi dan mengevaluasi usaha.
  4. Kepemimpinan, yaitu usaha memotivasi, melaksanakan, dan mengarahkan tujuan usaha.[2]
B. konsep dasar kewirausahaan inovatif
1.      Hasil-hasil penelitian
Studi budaya dan perilaku dari mcLelland (1961), misalnya, mengakji factor-faktor personality yang terdapat dalam berbagai macam budaya yang diduga mempengaruhi perilaku individu yang dihubungkan dengan percepatan pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian menunjukan bahwa percepatan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh perilaku kewirausahaan, yakni sumberdaya manusia (SDM) yang memiliki motif berprestasi atau need for achievement (nAch) tinggi.
Kewirausahaan kemudian sering didefenisikan sebagai suatu semangat, energy, motivasi atau semacamnya. Karena itu, orang yang dianggap sebagai wirausaha adalah orang-orang yang memiliki cirri-ciri seperti: percaya diri, berani mengambil resiko, berorientasi ke masa depan, berorientasi hasil, dan sebagainya. Keunggulannya antara lain teridentifikasinya secara mengesankan factor-faktor psikologis SDM yang berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Sasarannya jelas, yakni factor motivasi SDM sebagai pelaku pembagunan harus dilecut agar memiliki semangat berprestasi  tinggi sehingga menghasilkan budaya kerja yang berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.
2.      Konsep kewirausahaan inovatif
Konsep kewirausahaan inovatif yang digunakan di sini adalah diturunkan dari cara pandang model Schumpeterian yang kemudian dielaborasi oleh ropke. Oleh karena itu, defenisi operasional kewirausahaan inovatif lebih dititik beratkan pada kemampuan menemukan peluang-peluang  baru dan menerapkannya menjadi suatu kenyataan yang bernilai (ropke, 1995b: 51). Dengan demikian, kewirausahaan inovatif lebih dimaknai sebagai kewirausahaan in action (dalam tindakan), bukan sekedar kewirausahaan sebagai personality.
3.      Teori ekonomi tentang kewirausahaan
Teori ekonomi klasik yang diperoleh adam smith, dibangun di atas pondasi konsep kapitalisme. Konsep kapitalisme yang diformulasikan oleh adam smith, mempersepsikan:
1.         ‘’kapitalis’’ adalah manajer- pemilik yang menggabungkan factor-faktor produksi dasar (tanah, buruh, dan modal) dan factor lain seperti: mesin, kabel telepon,  peralatan transportasi, paten, informasi, dan lain-lainnya menjadi usaha industry yang sukses. Factor-faktor kepemilikan untuk memperoleh kekayaan bagi dirinya sendiri.
2.         Kapitalis bekerja dalam mekanisme pasar yang bersifat terbuka, yakni barang dan jasa diperjual belikan secara bebas.
Dalam sitem ekonomi klasik yang seperti itu, peran kewirausahaan belum mendapat perhatian. Hal itu diperjelas oleh peter F.Drucker bahwa ekonomi klasik mengoptimalkan yang sudah ada, seperti halnya teori ekonomi pokok sampai sekarang, termasuk Keynesians, Friedmanites dan aliran sisi penawaran. Lebih lanjut dikatakan, bahwa ekonomi klasik memfokuskan pada perolehan yang maksimal dari sumber daya yang ada dengan tujuan memelihara keseimbangan. Ia tidak menangani wirausahaan, tapimenempatkannya pada kelompok factor yang kabur, yaitu ‘’ kelompok luar’’ (external forces), bersama-sama dengan iklim dan cuaca, pemerintahan dan politik, wabah penyakit dan perang, termasuk teknologi (Drucker, 1993:26; 1996: 29). Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi itu diduga hanya  berasal dari peran kapitalis yang berfungsi sebagai mesin penggerak pertumbuhan yang produktif, sedangkan peran wirausaha sama sekali lepas dari penglihatan para ekonomi klasik.
Perkembangan berikutnya, muncul teori ekonomi neo-klasik yang dikembangkan oleh walras (di tahun 1874) dan marshall (di tahun 1980). Inti dari model ekonomi neo-klasik bertumpuh pada model keseimbangan pasar (equilibrium) yang diperkuat dengan model matematis. Diasumsikan, bahwa suatu perekomnomian dalam ekonomi neo-klasik bekerja dalam struktur pasar persaingan sempurna, yang cirri-cirinya:
1.      Ada banyak pembeli dan penjual
2.      Baik pembeli maupun penjual tidak dapt mempengarauhi harga pasar; harga hanya ditentukan oleh bekerjanya pasar itu sendiri
3.      Baik produk maupun jasa harus sama isinya, sehingga hanya harga yang berbeda
4.      Semua pembeli dan penjual dianggap mengetahui informasi pasar.

C. Manajemen kreativitas dan inovasi wirausaha
Untuk wirausaha agar menjadi seorang wirausaha yang kreatif dan inovatif perlu memahami secara mendalam pengertian kreativitas dan inovasi.
Perlu dipahami bahwa kreativitas dan inovasi itu bukan mistik, bukan keturunan atau genetic. Kreativitas dan inovasi dapat dipelajari dan diajarkan, sama halnya dengan kewirausahaan.
Kreativitas adalah cara berpikir untuk menghasilkan sesuatu yang baru atau menghasilkan gagasan-gagasan/ide-ide baru. Tingkat kebaharuannya menunjukkan tingkat/kualitas kreativitas yang dimilikinya. Gagasan-gagasan/ide-ide baru itu belum memberikan manfaat nyata, akan tetapi potensial untuk dikembangkan menghasilkan manfaat nyata. Gagasan-gagasan baru dapat berasal dari gagasan-gagsan yang sudah ada, atau yang belum ada sebelumnya, dapat juga berasal dari calon konsumen/pembeli dari kemajuan-kemajuan teknologi. Kewajiban seorang wirausaha dengan kemampuan berpikirnya yang dinamis dapat menghasilkan gagasan- gagasan/ide-ide baru dari berbagai sumber bagi perusahaan yang akan dikembangkannya.
Gagasan-gagasan/ide baru itu untuk menghasilkan manfaat harus dievaluasi baik secara teknis, yaitu kemungkinan dihasilkan secara efisien dan efektif dengan sumber daya yang dimilikinya. dan dievaluasi dari aspek komersial sejauhmana gagasan-gagasan/ide-ide baru itu dapat menghasilkan manfaat bagi calon-calon customer, sehingga akan menghasilkan aliran penerimaan. Apabila gagasan-gagasan itu lolos dari evaluasi tersebut, maka gagasan itu menjadi invensi/penemuan dan apabila ditindak lanjuti menjadi inovasi.
Seorang wirausaha adalah seorang manager dan owner sekaligus. Oleh karena itu yang pertama-tama harus kreatif dan inovatif adalah wirausahanya sendiri dan menyebarkan sifat kreatif dan inovatif kepada karyawannya. Kemudian membangun struktur organisasi yang kondusif untuk berkembangnya kreativitas dan inovasi.[3]
Ada dua hal yang harus diperhatikan oleh calon wirausaha, atau wirausaha yang sudah jadi, agar menjadi wirausaha yang kreatif dan inovatif.

Pertama, dapat memahami kiat-kiat/seni untuk menjadi kreatif dan inovatif, kedua menguasai ketrampilan untuk menjadi wirausaha kreatif dan inovatif.
Kiat-kiat yang harus dimiliki dan diinternalisasikan untuk menjadi wirausaha kreatif, seorang calon wirausaha :
  1. Harus memiliki sifat-sifat keterbukaan terhadap pengalaman. Pengalaman baik dari dirinya sendiri maupun orang lain dijadikan umpan balik dan dikaji.
  2. Harus memiliki sifat memperhatikan sesuatu dan peduli akan perkembangan lingkungan.
  3. Harus mencoba melihat sesuatu dengan cara lain, mengubah sesuatu yang negatif menjadi sesuatu yang bersifat positif.
  4. Harus memiliki sifat keingintahuan.
  5. Dapat menerima perbedaan pendapat dan mempunyai kemampuan untuk mengrekonsialisasikan
  6. Mempunyai sifat toleransi terhadap ketidakpastian dan kegagalan.
  7. Percaya diri, kemandirian dalam mempertimbangkan , berpikir dan bertindak.
  8. Memiliki perilaku ingin lepas dari hal-hal yang bersifat rutin/standar.
  9. Memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan risiko dan cara mengantisipasi risiko.[4]
Harus diperhatikan ungkapan : “Creativity Favors Prepared Mind”. Persiapan yang baik akan menghasilkan gagasan yang terbaik. Karena kreativitas dan inovasi itu merupakan kebutuhan untuk suatu perusahaan. Maka diperlukan sikap-sikap wirausaha/manajer yang mendorong penciptaan budaya kreatif dalam organisasi, yaitu :
  1. Sikap seorang wirausaha/ manajer harus menganggap kreativitas dan inovasi itu merupakan suatu kebutuhan.
  2. Dituntut supaya ada komunikasi dua arah antara wirausaha /manajer dengan karyawan.
  3. Sikap seorang wirausaha/manajer, menghindari menjadi “Creativity Killer/pembunuh kreativitas, penekan bawahan yang kreatif. Harus membiasakan memberikan penghargaan kepada karyawan-karyawan yang kreatif.
  4. Harus menciptakan struktur organisasi yang terbuka, untuk usulan-usulan kreatif baik yang berasal dari bawahan, maupun dari atas/sejawat.
  5. Harus membuka jejaring komunikasi baik dengan calon-calon konsumen, pemasok dan lembaga-lembaga penelitian.[5]



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

1.   Kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha.
2.   Ilmu kewirausahaan merupakan suatu disiplin  ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability), dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya.
3.  Objek studi kewirausahaan adalah  nilai-nilai dan kemampuan (ability) seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku.
4.   Hakikat kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat dalam menghadapi tantangan hidup.
5.   Sikap dan kepribadian kewirausahaan adalah suatu sikap/ watak yang memiliki ciri-ciri percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berani mengambil resiko, kepemimpinan, keorisinilan dan berorientasi kemasa depan.
6.   Motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Selain itu keberhasilan berwirausaha sangat bergantung pada beberapa faktor, yaitu kemauan, kemampuan, peluang dan kesempatan.



Daftar Pusaka

|
This entry was posted on 21.33 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: