1. JELASKAN:
A PENGERTIAN PSIKOLGI AGAMA SERTA RUANG LINGKUP
NYA!
B. MAMFAATNYA PSIKOLGI AGAMA
JAWABAN:
Ø Pengertian Psikologi Agama
Psikologi agama terdiri dari dua
paduan kata, yakni psikologi dan agama. Kedua kata ini mempunyai makna yang
berbeda. Psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala jiwa manusia
yang normal, dewasa dan beradab. (Jalaluddin, 1979: 77). Sedangkan agama
memiliki sangkut paut dengan kehidupan batin manusia. Menurut Harun Nasution,
agama berasal dari kata Al Din yang berarti undang-undang atau hukum, religi
(latin) atau relegere berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian religare
berarti mengikat. Dan kata agama terdiri dari tidak, “gama”; pergi yang berarti
tetap ditempat atau diwarisi turun menurun .
Menurut
Robert Thouless, Psikologi agama adalah cabang dari psikologi yang bertujuan
mengembangkan pemahaman terhadap perilaku keagamaan dengan mengaplikasikan
prinsip-prinsip psikologi yang dipungut dari kajian terhadap perilaku bukan
keagamaan. Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat, psikologi agama meneliti
dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari berapa besar
pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup
pada umumnya. Selain ittu juga mempelajaripertumbuhan dan perkembangan jiwa
agma pada seseorang, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan tersebut.
Psikologi agama merupakan cabang psikologi yang meneliti dan mempelajari
tingkah laku mannusia dalam hubungan dengan pengaruh keyakinan terhadap agama
yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan perkembangan usia masing-masing.
Ø Ruang Lingkup Psikologi Agama
Berkaitan dengan ruang lingkup dari
psikologi agama, maka ruang kajiannya adalah mencakup kesadaran agama yang
berarti bagian/ segi agama yang hadir dalam pikiran, yang merupakan aspek
mental dari aktivitas agama, dan pengalaman agama berarti unsur perasaan dalam
kesadaran beragama yakni perasaan yang membawa kepada keyakinan yang dihasilkan
oleh tindakan (amaliah) dengan kata lain bahwa psikologi agama mempelajari
kesadaran agama pada seseorang yang pengaruhnya terlihat dalam kelakuan dan
tindakan agama orang itu dalam hidupnya.
Menurut Zakiyah Daradjat, ruang
lingkup yang menjadi lapangan kajian psikologi agama mengenai:
- Bermacam-macam emosi yang menjalar di luar kesadaran yang ikut serta dalam kehidupan beragama orang biasa ( umum ). Contoh : perasaan tenang, pasrah dan menyerah.
- Bagaimana perasaan dan pengalaman seseorang secara individual terhadap Tuhannya. Contohnya: kelegaan batin.
- Mempelajari, meneliti dan menganalisis pengaruh kepercayaan akan adanya hidup sesudah mati/ akhirat pada tiap-tiap orang.
- Meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap kepercayaan yang berhubungan dengan surga dan neraka serta dosa dan pahala yang turut memberi pengaruh terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan.
B. Manfaat Psikologi Agama
Diantara kegunaan psikologi agama
yaitu sejalan dengan ruang lingkup kajiannya telah banyak memberi sumbangan
dalam memecahkan persoalan kehidupan manusia kaitannya dengan agama yang
dianutnya, perasaan keagamaan itu dapat mempengaruhi ketentraman batinnya baik
konflik itu terjadi pada diri seseorang hingga ia menjadi lebih taat
menjalankan ajaran agamanya maupun tidak.
Psikologi agama dapat di manfaatkan
dalam berbagai lapangan kehidupan seperti dalam bidang pendidikan, psikoterapi
dan dalam lapangan lain dalam kehidupan.
Di bidang industri, psikologi juga
dapat dimanfaatkan. Misalnya, adanya ceramah agama islam guna untuk menyadarkan
para buruh dari perbuatan yang tak terpuji dan merugikan perusahaan
Dalam banyak kasus, pendekatan
psikologi agama, baik langsung maupun tidak langsung dapat digunakan untuk
membangkitkan perasaan dan kesadaran beragama. Selain itu dalam pendidikan
psikologi agama dapat difungsikan pada pembinaan moral dan mental keagamaan
peserta didik.
2. JELASKAN:
A. TEORI TENTANG TIMBULNYA PERTUMBUHAN JIWA
KEAGAMAAN SESEORANG MENURUT TEORI PSIKOLOGI AGAMA DAN PANDANGAN ISLAM!
JAWABAN:
Teori tentang pertumbuhan keagamaan pada usia remaja dan dewasa
Ada banyak teori untuk menanamkan nilai agama pada remaja dan dewasa yang terdiri atas:
1. Teori penanaman nilai agama sejak dini
Rasulullah bersabda bahwa setiap anak itu terlahir dalam keadaan fitrah (Islam) orang tuanyalah yang menjadikan dia majusi, nasrani atau yahudi. Jadi jika anak ditanamkan nilai agama sejak dini maka ketika dia menginjak usia remaja akan memiliki aqidah agama yang kuat apabila lingkungan sekitarnya terutama orang tua memberikan stimulus positif. Ketika dia menginjak usia dewasa maka dia akan lebih mantap pada aqidah agama yang dipeluknya.
2. Teori penanaman nilai agama lewat pembiasaan diri
Setiap orang pasti memiliki kebiasaan yang dilakukannya secara terus menerus dan tanpa disadari sehingga kadang-kadang orang berpikir mengapa melakukan kegiatan itu sedangkan dalam pikirannya tidak ada niatan untuk melakukan kegiatan itu. Jadi bagaimana membiasakan kebiasaan yang positif, hal ini dapat dilakukan apabila lingkungan sekitar terutama orang tua menanamkan nilai-nilai positif sejak dini sehingga hal itu dapat menjadi kebiasaan setiap hari.
3. Teori pendekatan analisis nilai
Memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan remaja dan dewasa untuk berpikir secara positif serta mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari. Kemudian mereka diberikan keleluasaan untuk beraktifitas serta menilai apakah yang dilakukannya itu bermanfaat bagi orang lain atau tidak sehingga mereka dapat mengintropeksi diri dan biarkan diri mereka sendiri yang menilai.
4.Teori[1] penanaman nilai agama lewat pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik dari ungkapan ini dapat diambil kesimpulan bahwa setiap orang itu pasti memiliki pengalaman yang berbeda dari pengalaman tersebut metode ini mencoba menanamkan nilai-nilai agama lewat pengalaman. Orang yang ceroboh pasti tidak akan mengulangi kesalahan yang pernah dilakukannya dan seorang muslim sejati tidak akan terjerumus pada lubang yang sama.
Ada banyak teori untuk menanamkan nilai agama pada remaja dan dewasa yang terdiri atas:
1. Teori penanaman nilai agama sejak dini
Rasulullah bersabda bahwa setiap anak itu terlahir dalam keadaan fitrah (Islam) orang tuanyalah yang menjadikan dia majusi, nasrani atau yahudi. Jadi jika anak ditanamkan nilai agama sejak dini maka ketika dia menginjak usia remaja akan memiliki aqidah agama yang kuat apabila lingkungan sekitarnya terutama orang tua memberikan stimulus positif. Ketika dia menginjak usia dewasa maka dia akan lebih mantap pada aqidah agama yang dipeluknya.
2. Teori penanaman nilai agama lewat pembiasaan diri
Setiap orang pasti memiliki kebiasaan yang dilakukannya secara terus menerus dan tanpa disadari sehingga kadang-kadang orang berpikir mengapa melakukan kegiatan itu sedangkan dalam pikirannya tidak ada niatan untuk melakukan kegiatan itu. Jadi bagaimana membiasakan kebiasaan yang positif, hal ini dapat dilakukan apabila lingkungan sekitar terutama orang tua menanamkan nilai-nilai positif sejak dini sehingga hal itu dapat menjadi kebiasaan setiap hari.
3. Teori pendekatan analisis nilai
Memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan remaja dan dewasa untuk berpikir secara positif serta mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari. Kemudian mereka diberikan keleluasaan untuk beraktifitas serta menilai apakah yang dilakukannya itu bermanfaat bagi orang lain atau tidak sehingga mereka dapat mengintropeksi diri dan biarkan diri mereka sendiri yang menilai.
4.Teori[1] penanaman nilai agama lewat pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik dari ungkapan ini dapat diambil kesimpulan bahwa setiap orang itu pasti memiliki pengalaman yang berbeda dari pengalaman tersebut metode ini mencoba menanamkan nilai-nilai agama lewat pengalaman. Orang yang ceroboh pasti tidak akan mengulangi kesalahan yang pernah dilakukannya dan seorang muslim sejati tidak akan terjerumus pada lubang yang sama.
B.
JELASKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN JIWA KEAGAMAAN DIUSIA REMAJA,
SERTA CIRI SIKAP KEAGAMAAN NYA!
JAWABAN:
Ø Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan keberagamaan pada remaja ciri-cirinya
1.
Faktor intern
Secara garis besarnya faktor-faktor yang ikut berpengaruh terhadap perkembangan jiwa keagamaan antara lain:
Ø Faktor kognitif, mengacu pada remaja yang memiliki mental masih abstrak, mereka hanya mengkaji isu-isu agama dengan berpatokan pada dasar-dasar agama tanpa memperdalaminya lebih lanjut.
Faktor hereditas, perbuatanØ yang buruk dan tercela jika dilakukan akan menimbulkan rasa bersalah dalam diri pelakunya. Bila pelanggaran yang dilakukan terhadap larangan agama maka akan timbul rasa berdosa dan perasaan seperti ini yang ikut mempengaruhi perkembangan jiwa keagamaan seseorang.
Tingkat usia,Ø pada usia remaja saat mereka menginjak usia kematangan seksual mempengaruhi perkembangan jiwa keagamaan mereka. Tingkat perkembangan usia dan kondisi yang dialami para remaja ini menimbulkan konflik kejiwaan yang cenderung mempengaruhi terjadinya konversi agama.
Ø Kepribadian, dalam kondisi normal secara individu manusia memiliki perbedaan dalam kepribadian dan perbedaan ini diperkirakan berpengaruh terhadap perkembangan aspek-aspek kejiwaan termasuk jiwa keagamaan. Di luar itu dijumpai pula kondisi kepribadian yang menyimpang seperti kepribadian ganda dan sebagainya kondisi seperti ini juga ikut mempengaruhi perkembangan berbagai aspek kejiwaan termasuk jiwa keagamaan.
2. Faktor ekstern
Faktor ekstern yang dinilai berpengaruh dalam perkembangan jiwa keagamaan dapat dilihat dari lingkungan di mana seseorang itu hidup. Umumnya lingkungan tersebut dibagi menjadi tiga yaitu:
Lingkungan keluarga,Ø konsep father image (citra kebapaan) menyatakan bahwa perkembangan jiwa keagamaan dipengaruhi oleh citra terhadap bapaknya. Kehidupan keluarga menjadi fase sosialisasi awal bagi pembentukan jiwa keagamaan. Pengaruh kedua orang tua terhadap perkembangan jiwa keagamaan dalam pandangan Islam sudah lama disadari. Oleh karena itu sebagai intervensi terhadap perkembangan jiwa keagamaan tersebut kedua orang tua diberikan beban tanggung jawab. Keluarga dinilai sebagai faktor yang paling dominan dalam meletakkan dasar bagi perkembangan jiwa keagamaan.
Ciri-Ciri Perkembangan agama pada remaja ditandai dengan tingkah remaja yang berpendapat bahwa agama adalah omong kosong, mengingkari pentingnya agama dan menolak kepercayaan-kepercayaan terdahulu. Beberapa faktor perkembangan rohani dan jasmaninya anatara lain:
Perkembangan pikiran dan mental, ideØ dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari masa kanak-kanaknya sudah tidak begitu menarik lagi bagi mereka. Sifat kritis terhadap ajaran agama mulai timbul. Selain masalah agama mereka pun sudah tertarik pada masalah kebudayaan, sosial, ekonomi dan norma-nornma kehidupan lainnya. Agama yang ajarannya bersifat lebih konservatif lebih banyak berpengaruh bagi para remaja untuk tetap taat pada ajaran agamanya.
Secara garis besarnya faktor-faktor yang ikut berpengaruh terhadap perkembangan jiwa keagamaan antara lain:
Ø Faktor kognitif, mengacu pada remaja yang memiliki mental masih abstrak, mereka hanya mengkaji isu-isu agama dengan berpatokan pada dasar-dasar agama tanpa memperdalaminya lebih lanjut.
Faktor hereditas, perbuatanØ yang buruk dan tercela jika dilakukan akan menimbulkan rasa bersalah dalam diri pelakunya. Bila pelanggaran yang dilakukan terhadap larangan agama maka akan timbul rasa berdosa dan perasaan seperti ini yang ikut mempengaruhi perkembangan jiwa keagamaan seseorang.
Tingkat usia,Ø pada usia remaja saat mereka menginjak usia kematangan seksual mempengaruhi perkembangan jiwa keagamaan mereka. Tingkat perkembangan usia dan kondisi yang dialami para remaja ini menimbulkan konflik kejiwaan yang cenderung mempengaruhi terjadinya konversi agama.
Ø Kepribadian, dalam kondisi normal secara individu manusia memiliki perbedaan dalam kepribadian dan perbedaan ini diperkirakan berpengaruh terhadap perkembangan aspek-aspek kejiwaan termasuk jiwa keagamaan. Di luar itu dijumpai pula kondisi kepribadian yang menyimpang seperti kepribadian ganda dan sebagainya kondisi seperti ini juga ikut mempengaruhi perkembangan berbagai aspek kejiwaan termasuk jiwa keagamaan.
2. Faktor ekstern
Faktor ekstern yang dinilai berpengaruh dalam perkembangan jiwa keagamaan dapat dilihat dari lingkungan di mana seseorang itu hidup. Umumnya lingkungan tersebut dibagi menjadi tiga yaitu:
Lingkungan keluarga,Ø konsep father image (citra kebapaan) menyatakan bahwa perkembangan jiwa keagamaan dipengaruhi oleh citra terhadap bapaknya. Kehidupan keluarga menjadi fase sosialisasi awal bagi pembentukan jiwa keagamaan. Pengaruh kedua orang tua terhadap perkembangan jiwa keagamaan dalam pandangan Islam sudah lama disadari. Oleh karena itu sebagai intervensi terhadap perkembangan jiwa keagamaan tersebut kedua orang tua diberikan beban tanggung jawab. Keluarga dinilai sebagai faktor yang paling dominan dalam meletakkan dasar bagi perkembangan jiwa keagamaan.
Ciri-Ciri Perkembangan agama pada remaja ditandai dengan tingkah remaja yang berpendapat bahwa agama adalah omong kosong, mengingkari pentingnya agama dan menolak kepercayaan-kepercayaan terdahulu. Beberapa faktor perkembangan rohani dan jasmaninya anatara lain:
Perkembangan pikiran dan mental, ideØ dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari masa kanak-kanaknya sudah tidak begitu menarik lagi bagi mereka. Sifat kritis terhadap ajaran agama mulai timbul. Selain masalah agama mereka pun sudah tertarik pada masalah kebudayaan, sosial, ekonomi dan norma-nornma kehidupan lainnya. Agama yang ajarannya bersifat lebih konservatif lebih banyak berpengaruh bagi para remaja untuk tetap taat pada ajaran agamanya.
3.
JELASKAN:
A.
MOTIVASI (LANDASAN)SIKAP KEAGAMAAN DIUSIA DEWASA DAN LANJUT USIA SERTA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA.
JAWABAN:
Semakin bertambahnya umur manusia,
terjadi proses penuaan secara degeneratif yang akan berdampak pada
perubahan-perubahan pada diri manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga
kognitif, perasaan, sosial dan sexual.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
1)
Pertama-tama
perubahan fisik, khsusnya organ perasa.
2)
Kesehatan
umum
3)
Tingkat
pendidikan
4)
Keturunan
(hereditas)
5)
Lingkungan
6)
Gangguan
syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
7)
Gangguan
konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.
8)
Rangkaian
dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan famili.
B. BAGAIMANA TUNTUNAN AGAMA ISLAM TERHADAP PERILAKU KEPADA ORANG USIA LANJUT!
Sarana dan prasarana yang
dipergunakan untuk menylengarakan pelayanan terhadap lansia, baik sarana fisik,
sosial dan spiritual yang dijalankan di berbagai tingkatan dapat kita lihat di
dawah ini adalah:
a. Pelayanan
tingkat masyarakat
Pelayanan
terhadap lansia adalah: keluarga dengan lansia, kelompok lansia seperti
klub/perkumpulan, panguyuban, padepokan dan pengajian, serta bina keluarga
lansia. Masyarakat mencakup LKMD, Karang wreda day care dana sehat/JPKM.
b. Pelayanan
tingkat dasar
Pelayanan yang
di selengarakan oleh berbagai instansi pemerintahan dan swasta serta organisasi
masyarakat, organisasi profesi dan yayasan seperti: praktik dokter dan dokter
gigi, balai pengobatan klinik, puskesmas/ balkesmas, panti tresna wreda, pusat pelayanan
dan perawatan lansia, praktik perawatan mandiri.
c. Pelayanan
tingkat rujukan
Pelayanan yang
diselenggarakan di rumah sakit dan rumah sakit khusus. Rujukan dapat bersifat
sederhana, sedang, lengkap dan paripurna.14 Rujukan secara konseptual terdiri
atas rujukan medis yang pada dasarnyan menyangkut masalah pelayanan medik
perorangan dan rujukan kesehatan masyarakat pada dasarnya menyangkut masalah
kesehatan masyarakat luas.
Jenis pelayanan kesehatan terhadap
lansia meliputi lima upaya kesehatan yaitu: peningkatan (promotif),
pencegahan (preventif), diagnosis dini dan pengobatan, pembatasan
kecacatan dan pemulihan.
4. JELASKAN PENGARUH KEBUDAYAAN ERA GLOBALISASI TERHADAP PERTUMBUHAN JIWA KEAGAMAAN! DAN KECENDRUNGAN YANG AKAN TERJADI DALAM MELUANGKAN TEKANAN BATIN MEREKA!SERTA BAGAIMANA CARA MENGATASAI PENGARUH KEBUYAAN ERA GLOBALISASI TERSEBUT!
JAWABAN:
Berdasarkan besar kecilnya pengaruh
yang terjadi pada masyarakat, perubahan sosial dibagi menjadi 2, yakni
perubahan sosial yang besar dan perubahan sosial yang kecil. Perubahan sosial
yang besar pada umumnya adalah perubahan yang akan membawa pengaruh yang besar
pada masyarakat. Misalnya, terjadinya proses industrialisasi pada masyarakat
yang masih agraris. Di sini lembaga-lembaga kemasyarakatan akan terkena
pengaruhnya, yakni hubungan kerja, sistem pemilikan tanah, klasifikasi
masyarakat, dan lainnya. Sedangkan perubahan sosial yang kecil adalah
perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak
membawa akibat yang langsung pada masyarakat. Misalnya, perubahan bentuk
potongan rambut pada seseorang, tidak akan membawa pengaruh yang langsung pada
masyarakat secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan tidak akan menyebabkan
terjadinya perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Faktor Perubahan Sosial:Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya
struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya
merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai
dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Dalam kehidupan nyata, perubahan
sosial yang terjadi pada masyarakat, pasti akan terjadi. Setiap segmen
masyarakat hendaknya fleksibel terhadap perubahan yang akan terjadi baik cepat
maupun lambat. Dengan keunggulan seperti itu, masyarakat akan mengurangi
tingkat pengaruh negatif dari perubahan ini. Arah timbulnya pengaruh pun dapat
berasal dari dalam maupun luar. Berikut adalah penjelasan faktor-faktor
perubahan sosial berdasarkan arah timbulnya pengaruh.
a. Internal
Factor
Internal
factor (faktor dalam) adalah
faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu yang menyebabkan timbulnya
perubahan pada masyarakat itu sendiri baik secara individu, kelompok ataupun
organisasi. Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam
masyarakat (sebab intern).
1)
Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk. Pertambahan
penduduk yang sangat cepat akan mengakibatkan perubahan dalam struktur
masyarakat, khususnya dalam lembaga kemasyarakatannya. Salah satu contohnya
disini adalah orang akan mengenal hak milik atas tanah, mengenal system bagi
hasil, dan yang lainnya, dimana sebelumnya tidak pernah mengenal. Sedangkan
berkurangnya jumlah penduduk akan berakibat terjadinya kekosongan baik dalam
pembagian kerja, maupun stratifikasi social, hal tersebut akan mempengaruhi
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada.
2) Adanya penemuan-penemuan
baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery)
ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
Suatu proses social dan kebudayaan yang besar, tetapi terjadi dalam jangka
waktu yang tidak terlalu lama disebut dengan inovasi. Proses tersebut meliputi
suatu penemuan baru, jalannya unsur kebudayaanbaru yang tersebar ke lain-lain
bagian masyarakat, dan cara-cara unsure kebudayaan baru tadi diterima,
dipelajari dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan. Penemuan
baru sebagai akibat terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam
pengertian discovery dan invention. Discovery adalah
penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat ataupun yang berupa
gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan para
individu. Discovery sendiri akan berubah menjadi invention, jika masyarakat
sudah mengakui, menerima serta menerapkan penemuan baru
b. External
Factor
Selain internal factor,
pada masyarakat juga dikenal external factor. External
factor atau faktor luar adalah faktor-faktor yang berasal dari luar
masyarakat yang menyebabkan timbulnya perubahan pada masyarakat. Berikut ini
sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari luar masyarakat (sebab
ekstern).
1)
Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu
daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat
tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri
dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan
besar juga dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.
2)
Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat
menyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan
ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah. Misalnya, terjadinya perang
antarsuku ataupun negara akan berakibat munculnya perubahan-perubahan, pada
suku atau negara yang kalah. Pada umunya mereka yang menang akan memaksakan
kebiasaan-kebiasaan yang biasa dilakukan oleh masyarakatnya, atau kebudayaan
yang dimilikinya kepada suku atau negara yang mengalami kekalahan. Contohnya,
jepang yang kalah perang dalam Perang Dunia II, masyarakatnya mengalami
perubahan-perubahan yang sangat berarti.
REFERENSI:
Jalaludin ,Psikologi Agama (Jakarta:
PT Raja Grapindo Persada,2009),hlm.10
Zakia Dradjat,ilmu jiwa agama ,
(Jakarta:PT bulan bintang,1996),hlm.18
Http//aspek-dan-pekembangan-agama-lanjut
usia.
http://taufiqis
mail93.blogspot.com/2014/01/perkembamgan-agama-pada-usia-remaja
0 komentar: