BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Metodologi
secara umum didefinisikan sebagai ”a body of methods and rules followed in
science or discipline”. Sedangkan metode sendiri adalah ”a regular
systematic plan for or way of doing something”. Kata metode berasal dari
istilah Yunani methodos (meta+bodos) yang artinya cara. Jadi, metode
penelitian sosial adalah cara sistematik yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam proses
identifikasi dan penjelasan fenomena sosial yang tengah ditelitinya.
Faktor yang terkait dengan orientasi dalam
penelitian yang menggunakan metode kualitatif Orientasi pertama terkait
dengan pendekatan yang digunakan terhadap data. Metode kualitatif memperlakukan
data sebagai sesuatu yang bermakna secara intrinsik. Dengan demikian, data yang
ada dalam penelitian kualitatif bersifat “lunak”, tidak sempurna, imaterial,
kadangkala kabur dan seorang peneliti kualitatif tidak akan pernah mampu
mengungkapkan semuanya secara sempurna. Namun demikian, data yang ada dalam
penelitian kualitatif bersifat empiris, terdiri dari dokumentasi ragam
peristiwa, rekaman setiap ucapan, kata dan gestures dari objek kajian,
tingkah laku yang spesifik, dokumen-dokumen tertulis, serta berbagai imaji
visual yang ada dalam sebuah fenomena sosial (Neuman, 1997: 328).
Orientasi kedua adalah penggunaan perspektif yang
non-positivistik. Penelitian kualitatif secara luas menggunakan pendekatan
interpretatif dan kritis pada masalah-masalah sosial. Peneliti kualitatif
memfokuskan dirinya pada makna subjektif, pendefinisian, metapora, dan
deskripsi pada kasus-kasus yang spesifik (Neuman, 1997: 329). Penelitian kualitatif berusaha menjangkau
berbagai aspek dari dunia sosial termasuk atmosfer yang membentuk suatu objek pengamatan yang sulit ditangkap melalui
pengukuran yang presisif atau diekspresikan dalam angka. Dengan demikian,
penelitian kualitatif lebih bersifat transendental, termasuk menghilangkan
keyakinan palsu yang terbentuk pada sebuah objek kajian. Penelitian kualitatif
berusaha memperlakukan objek kajian tidak sebagai objek, namun lebih sebagai
proses kreatif dan mencerna kehidupan sosial sebagai sesuatu yang “dalam” dan
penuh gelegak.
Orientasi ketiga adalah penggunaan logika penelitian
yang bersifat “logic in pratice”. Penelitian sosial mengikuti dua bentuk
logika yaitu logika yang direkonstruksi (reconstructed logic) dan logika
dalam praktek (logic in practice). Metode kuantitatif mengikuti logika
yang direkonstruksi dimana metode diorganisir, diformalkan dan disistematisir
secara ketat. Sementara pada metode kualitatif, penelitian secara aktual
dijalankan secara tidak teratur, lebih ambigu, dan terikat pada kasus-kasus
spesifik. Hal ini tentu saja, mengurangi perangkat aturan dan menggantungkan
diri pada prosedur informal yang dibangun oleh pengalaman-pengalaman di
lapangan yang ditemukan si peneliti (Neuman, 1997: 330).
Orientasi keempat dari metode kualitatif adalah
ditempuhnya langkah-langkah penelitian yang bersifat non-linear. Dalam metode
kuantitatif, seorang peneliti biasanya dihadapkan pada langkah-langkah
penelitian yang bersifat pasti dan tetap dengan panduan yang jelas sehingga
disebut sebagai langkah yang linear. Sementara itu, metode penelitian
kualitatif lebih memberikan ruang bagi penelitinya untuk menempuh langkah
non-linear dan siklikal, kadangkala melakukan upaya “kembali” pada
langkah-langkah penelitian yang sudah ditempuhnya dalam menjalani proses
penelitian (Neuman, 1997: 330-331). Hal ini tidak berarti kualitas riset
menjadi rendah, namun lebih pada cara untuk dapat menjalankan orientasi dalam
mengkonstruksikan makna.
B. Rumusan masalah
1. Mengapa teori itu dibutuhkan didalam penelitian
kulitatif?
2. Apa yang dijelaskan oleh teori didalam penelitian
kualitatif
3. Bagaimana menjelaskan teori didalam penelitian
kualitatif
4. Mendeskripsikan tentang teori didalam penelitian
kualitif
5. Simpulan dari teori dialam penelitian kualitatif
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui teori yang dibutuhkan kualitatif
2. Mengetahui penjelasan dari teori kualitatif
3. Mengetahui cara menjelaskan teori kualitatif
4. Mengetahui cara mendeskripsikan teori kulitatif
5. Mengetahui kesimpulan teori kulitatif
BAB II
PEMBAHASAN
1. Mengapa Teori Dalam Penelitian
Kualitatif Dibutuhkan
Teori dalam penelitian kualitatif merupakan dasar untuk
menyusun sebuah penelitian. Teori dalam penelitian kualitatif memiliki peran
sebagai alat dan tujuan. Teori sebagai alat umumnya digunakan
peneliti untuk mencapai tujuan penelitian melalui usaha penelitian dalam
melengkapi dan menyediakan keterangan terhadap suatu fenomena, sehingga
memungkinkan si peneliti mengetahui sesuatu secara maksimal. Teori sebagai
tujuan karena teori menghasilkan petunjuk dan kisi-kisi kerja yang harus
diperhatikan oleh para peneliti. Teori bahkan dikembangkan berdasarkan data
yang dikumpulkan. Selain
peran diatas, teori juga dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian
sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan
teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian
dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.
Menurut Suppes (dalam Bell, 1986) ada
empat fungsi umum teori, yaitu:
(a) sebagai kerangka kerja untuk
melakukan penelitian;
(b) memberikan kerangka kerja bagi
pengorganisasian butir-butir informasi tertentu;
(c) identifikasi kejadian yang
kompleks;
(d) reorganisasi pengalaman-pengalaman
sebelumnya[1]
2. Pengertian Teori Dalam Penelitian
Kualitatif
Teori adalah sekumpulan konstruksi atau konsep, definisi, dan dalil
yang saling terkait dan menghadirkan suatu pandangan yang sistematis tentang
fenomena dengan menetapkan hubungan diantara beberapa variabel, dengan maksud
menjelaskan dan meramalkan fenomena (Kerlinger, 1965:11).
Teori secara umum dapat diartikan sebagai serangkaian
proposisi (pernyataan tentang kebenaran) yang sudah diuji secara sistematis dan
dikaitkan secara logis, dibangun melalui serangkaian penelitian untuk
menjelaskan suatu fenomena sosial (Sarantakos, 1998).
Sedangkan penelitian kualitatif didefinisikan sebagai jenis
penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik
atau bentuk hitungan lainnya (Strauss dan Corbin, 2003). Penelitian kualitatif
juga didefinisikan sebagai riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis
dengan pendekatan induktif. Penelitian kualitatif lebih
bersifat subyektif.
3. Cara Menjelaskan Teori
Ilmu
Sosial memiliki empat macam teori yang biasa digunakan sebagai dasar dalam
melakukan Penelitian Kualitatif. Empat teori tersebut yaitu:
1. Teori-teori tentang Budaya
Teori
ini dapat dibedakan ke dalam dua kelompok besar. Kelompok pertama memandang budaya
sebagai suatu sistem atau organisasi dimana budaya diibaratkan seperti
lapisan-lapisan. Lapisan terluar adalah produk yang dihasilkan oleh kelompok
budaya, lapisan tengah merupakan norma atau aturan yang terdapat pada kelompok
tersebut. Pada lapisan inti terdapat kepercayaan
yang dipegang oleh masyarakat. Kelompok kedua memandang budaya sebagai sistem
adaptasi suatu kelompok terhadap lingkungannya dimana budaya merupakan gabungan
dari segi-segi yang bersifat kognitif dan segi-segi yang bersifat behavioral.
2. Teori Fenomenologi
Teori
ini menyatakan bahwa pola perilaku manusia sehari-hari hanyalah gejala dari apa
yang ada didalam pikiran mereka. Teori ini mengemukakan bahwa realitas yang ada
bersifat subyektif dan sangat bergantung dari cara orang memandang dan memahami
sehingga hasilnya dapat berbeda pada setiap orang. Proses penghayatan (verstehen)
sangat diperlukan untuk dapat memahami fenomena sosial sehari-hari.
3. Teori Etnometodologi
Pemikir
teori ini berargumen bahwa ungkapan sehari-sehari, isi percakapan masyarakat
dapat dijadikan tanda bagaimana cara mereka berpikir dan menghadapi suatu
persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut teori ini realitas sosial
bersifat konstruksional sehingga dibutuhkan observasi yang panjang.
4. Teori Interaksionisme Simbolik
Teori memiliki tiga premis yaitu:
(a)
manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna atau manusia sebagai
subyek;
(b)
makna yang didapat kemudian dibentuk dan diubah dalam proses interaksi mereka
sehari-hari;
(c)
pemaknaan terhadap sesuatu bukan hal yang begitu saja terjadi melainkan
bergantuing dari interpretasi yang dilakukan oleh manusia. Menurut teori ini
segala sesuatu yang dilakukan manusia cenderung bersifat situasional.[2]
4. Deskripsikan Teori Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif biasanya memberikan gambaran atau
deskripsi tentang obyek yang diteliti. Hal ini karena penelitian kualitatif
bertujuan untuk memahami sebuah fenomena dengan lebih mendalam. Berikut adalah
jenis-jenis penelitian yang menggunakan metode penelitian kualitatif.
1. Penelitian Etnografi (Penelitian Lapangan)
Penelitian
ini meneliti tentang perilaku kelompok sosial atau sebuah kebudayaan dalam
lingkungan aslinya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami sebuah budaya dari
sisi pandang pelaku budaya. Peneliti hanya mengamati secara apa adanya.
2. Interaksionisme Simbolik
Penelitian
ini meneliti tentang sikap manusia yang dilakukan berdasarkan interpretasi yang
dia lakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara
manusia menginterpretasikan situasi yang dihadapinya sehingga dapat diketahui
apa tindakan yang akan dilakukannya.
3. Penelitian Fenomenologi
Penelitian
ini bertujuan untuk memahami fenomena kehidupan sehari-hari para pelaku atau
obyek yang diteliti. Peneliti diharuskan untuk terjun langsung dan ikut menjadi
bagian dari apa yang sedang ditelitinya. Hal ini agar peneliti dapat menghayati
apa yang sedang ditelitinya.
4. Penelitian Etnometodologi
Penelitian
Etnometodologi menganalisis percakapan dan ekspresi-ekspresi yang muncul dalam
sebuah interaksi. Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti dapat memahami
berbagai makna dan kerangka berpikir yang
mendasari munculnya berbagai ekspresi para pelaku atau obyek yang diteliti.
5. Studi Kasus
Studi
Kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang individu, kelompok,
organisasi, atau kegiatan dalam waktu tertentu. Tujuan dari studi kasus ini
adalah untuk mendapatkan deskripsi yang utuh dari sebuah entitas.
Teknik Analisis Kualitatif
1.
Teknik Analisis Domain. Teknik ini digunakan untuk menganalisis gambaran objek
penelitian secara umum atau di tingkat permukaan. Analisis hasil penelitian ini
hanya ditargetkan untuk memperoleh gambaran seutuhnya dari obyek yang diteliti.
[3]
2.
Teknik Analisis Taksonomik. Teknik ini digunakan untuk menganalisis suatu hasil
yang terfokus pada suatu domain atau sub-sub domain tertentu.
3.
Teknik Analisis Komponensial. Digunakan untuk analisis unsur-unsur yang
memiliki hubungan-hubungan yang kontras satu sama lain dalam domain-domain yang
telah ditentukan untuk dianalisis secara terperinci.
4.
Teknik Analisis Tema Kultural. Teknik analisis yang apabila dihubungkan akan
menjadi cerobong asap dengan bagian dan sifat kegunaan masing-masing yaitu
teknik analisis domain berada di puncak cerobong, teknik analisis taksonomik
dan komponensial berada dibagian tengah dan analisis tema cultural berada
didasar cerobong.
5.
Teknik Analisis Komparatif. Teknik yang digunakan untuk membandingkan
kejadian-kejadian yang terjadi disaat peneliti menganalisa kejadian tersebut
dan dilakukan terus-menerus sepanjang penelitian.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Teori adalah sekumpulan konstruk atau konsep, definisi, dan dalil yang saling
terkait yang menghadirkan suatu pandangan yang sistematis tentang fenomena
dengan menetapkan hubungan diantara beberapa variabel, dengan maksud menjelaskan
dan meramalkan fenomena. ada empat fungsi umum teori, yaitu:
(a) sebagai kerangka kerja untuk
melakukan penelitian;
(b) memberikan kerangka kerja bagi
pengorganisasian butir-butir informasi tertentu;
(c) identifikasi kejadian yang
kompleks;
(d) reorganisasi pengalaman-pengalaman
sebelumnya.
Empat teori yang mendasari
Penelitian Kualitatif adalah Teori Fenomenologi, teori-teori tentang Budaya,
Teori Etnometodologi, teori interaksionisme simbolik. Jenis-jenis penelitian
yang menggunakan metode penelitian kualitatif adalah Penelitian Etnografi
(Penelitian Lapangan), Interaksionisme Simbolik, Penelitian Fenomenologi,
Penelitian Etnometodologi, Studi Kasus.
Menurut Pendapat Saya:
a. Penelitian kualitatif lebih bersifat
subjektif daripada penelitian kuantitatif karena cara pengumpulan datanya
melalui kuesioner dan wawancara.
b. Penelitian
kualitatif dapat mengupas suatu masalah hingga ke akarnya karena suatu masalah
diteliti dan dianalisis secara mendalam dan terperinci.
c. Penelitian
kualitatif lebih banyak memfokuskan perhatiannya pada individu/kelompok
masyarakat yang meliputi: kebudayaan dan tingkah laku.
DAFTAR PUSTAKA
Alsa,Ismadi.2003.
pendekatan kuantitatif kualitatif. Yogyakarta:pustaka pelajar.
Brannen,julia.1997.memadu metode penelitian.yogyakarta:pustaka
belajar.
Bungin,
Burhan.2010..Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: rajawali
pers.
http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/116-metode-penelitian-kualitatif.
By: Rini Arsaleha (Makalah Rini Baru 2015)
0 komentar: